Translate

Selasa, 25 Agustus 2015

This Means War (2012)

Starring: Chris Pine, Tom Hardy, Reese Witherspoon, Chelsea Handler

Film dibuka dengan aba-aba terhadap dua agen CIA tampan untuk bersiap menghadapi lawan dalam misi yang sangat rahasia. Tembakan demi tembakan berhasil membangunkan penonton bahwa film This Means War ini tidak main-main. Misi sukses meski tidak sepenuhnya karena satu kesalahan fatal hingga rahasia terkuak. Serta dendam pihak lawan yang cepat atau lambat harus dibayar. Atas kecerobohan mereka, kedua agen itu, FDR Foster (Chris Pine) dan Tuck (Tom Hardy) mendapat hukuman yakni dibebastugaskan untuk sementara waktu.
Di tempat lain Lauren (Reese Witherspoon) sibuk dengan produk yang hendak dipasarkannya. Lauren begitu mencintai pekerjaannya hingga ia lupa mencari seseorang yang mencintainya. Sahabatnya, Trish (Chelsea Handler) sudah sering mengingatkan namun Lauren tidak tahu harus mencari kemana. Kekonyolan terjadi saat Lauren bertemu mantan pacarnya dengan tunangannya. Dan kegemparan terjadi saat Lauren mengetahui kelancangan Trish yang mendaftarkannya di situs dating online.
Kemarahan Lauren mereda saat ia melihat seorang pria, tampan, yang mengajaknya berkenalan. Mereka pun bertemu. Tuck, pria itu, bukan hanya tampan tapi juga cerdas dan dewasa, benar-benar sesuai dengan kriteria Lauren. Gadis itu tidak sabar menunggu pertemuan mereka berikutnya. Lalu, di tempat persewaan VCD, Lauren bertemu pria lain yang juga tampan namun kekanak-kanakan. FDR jengkel. FDR Foster memaksa Lauren menemuinya di sebuah pub, namun bukannya bersenang-senang keduanya malah saling mencaci, hingga Lauren kembali melihat mantan pacarnya, keadaan berbalik.
Jadi begitulah, Lauren pun berkencan dengan dua orang yang tanpa Lauren sadari keduanya bersahabat. Tuck dan FDR dengan penuh kesadaran bersaing mendapatkan Lauren, bagaimanapun caranya. Mereka yang membuat perjanjian ‘pria sejati’, tapi mereka juga yang melanggarnya. Peralatan canggih digunakan untuk mendeteksi keberadaan Lauren dan mendengar bahkan melihat pembicaraan dan gerak-gerik Lauren. Kocak dan menggemaskan melihat dua agen macho itu saling mengalahkan.
Sebuah kisah cinta yang berbeda. Dibubuhi adegan action yang cukup membangkitkan adrenalin tapi tetap kocak dan romantis. Intinya, jangan pernah memilih yang lebih baik tapi pilihlah yang bisa membuat pribadi kita lebih baik. Dan Lauren, keputusan yang sudah dibuatnya mendadak hilang menyaksikan Tuck dan FDR berkelahi. Belakangan diketahui perkelahian itu bukan disebabkan Lauren sepenuhnya. Lantas siapa yang akhirnya memenangkan Lauren? Tonton saja film ini, dijamin tidak bosan.

Rabu, 19 Agustus 2015

Road to Perdition (2002)

Starring: Tom Hanks, Tyler Hoechlin, Paul Newman, Daniel Craig, Jude Law

Dinarasikan seorang bocah yang menceritakan tentang seorang Michael Sullivan (Tom Hanks) yang terkenal sadis, menjadikan film ini berkesan misterius. Bocah yang merupakan anak sulung dari sang tokoh itu lebih senang membaca cerita detektif daripada belajar matematika. Dan entah sejak kapan Michael Sullivan Jr (Tyler Hoechlin), sang bocah, penasaran dengan pekerjaan ayahnya yang sudah lama mengabdi pada John Rooney (Paul Newman), konglomerat dan mafia terkenal di kota itu. Mereka bahkan sudah seperti keluarga. 
Hingga kesempatan itu tiba, Michael tidak menyia-nyiakannya. Ia bersembunyi di bawah jok mobil ayahnya. Bocah itu melihat ayahnya dan Connor Rooney (Daniel Craig), yang merupakan putra dan ahli waris satu-satunya John Rooney, turun dari mobil dan masuk ke sebuah gudang. Dari lubang kecil Michael mendengar dan menyaksikan perdebatan antara Connor dan orang yang tidak Michael kenal yang diakhiri dengan tembakan oleh Connor yang menewaskan orang itu.  
Keingintahuan Michael harus dibayar mahal. Connor yang tidak ingin rahasianya terbongkar berusaha mengejar dan melenyapkan Michael. Beruntung Michael selamat, namun tidak Ibu dan Adiknya. Michael Sullivan, sang ayah, tidak tinggal diam. Ia membawa Michael pergi ke Perdition, dimana ada saudara ibunya tinggal disana. Bukan perjalanan yang mudah karena John dan Connor sudah membayar beberapa orang untuk menghabisi ayah-anak itu, termasuk seorang wartawan dan juru foto mayat Maguire (Jude Law).
Michael Sullivan memutar otak menghindari para pembunuh bayaran itu. Sembari mencari Connor yang disembunyikan ayahnya, Michael Sullivan mengajari anaknya mengemudi untuk memudahkannya merampok bank-bank yang menyimpan uang John. Taktik yang jitu dan John pun memujinya. John tidak punya pilihan selain menyelamatkan anaknya, meski John tahu betul kelicikan Connor dan kecerdikan Michael. Demi membalaskan dendam istri dan anak bungsunya, perjalanan terpaksa ditunda. Michael Sullivan bahkan pernah tertembak dan nyaris mati oleh anak buah John.
Ketegangan demi ketegangan berhasil dibangun di film bersetting tahun 1930 an ini, sangat baik. Pengambilan gambar pun dilakukan dengan detil dan indah. Membuat kebosanan hilang berganti keingintahuan akan akhir ceritanya. Penggemar film action jelas tidak boleh melewatkan film yang dimainkan oleh aktor-aktor terpuji sekelas Tom Hanks dan Jude Law. Musik yang dikemas pas juga melengkapi kesempurnaan film ini.
Ketika Michael berhasil membunuh John dan menemukan Connor bukan berarti kisahnya berhenti dan berakhir bahagia. Mereka memang tiba di Perdition, namun tidak ada yang mengira ada seseorang yang menanti kedatangan mereka disana. Tidak ada happy ending tapi perjalanan enam minggu itu meninggalkan kesan yang tidak pernah hilang.

Selasa, 11 Agustus 2015

Sang Pemimpi (2009)

Starring: Vikry Setiawan, Lukman Sardi, Rendy Ahmad, Nazriel Ilham, Azwir Fitrianto, Nugie, Mathias Muchus

Melanjutkan seri pertama, film ini menceritakan tentang masa remaja Ikal (Vikri Setiawan), satu dari Laskar Pelangi, dan perjuangannya meraih mimpi. Bersama Arai (Rendy Ahmad), saudara sepupunya yang yatim piatu, Ikal melewati hari-harinya dengan penuh semangat, penuh sejuta mimpi. Ada pula Jimbron (Azwir Fitrianto), sahabat mereka yang gagap juga sebatang kara namun mampu memberi warna yang indah. Dari pelosok Kepulauan Belitung yang jauh dari hingar bingar kota mereka bermimpi bisa menaklukkan dunia.
Selepas SMP tiga sahabat itu terpaksa meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan di Manggar, dimana terdapat satu-satunya SMA di Kepulauan itu. Tinggal di rumah kos di gang kecil di samping gedung bioskop, tak jarang ketiganya tergoda ingin menonton film dewasa yang judul dan posternya menggoda iman. Ikal, Arai dan Jimbron begitu kompak. Mereka belajar dan bandel bersama. Sering berprestasi tapi pernah pula dihukum bersama.
Di SMA Manggar itu ada satu guru muda yang menjadi favorit para murid. Itu karena Pak Balia (Nugie), guru itu, tak pernah lelah memberi semangat untuk terus bermimpi. Ia juga menunjukkan impian tertinggi yang begitu mengispirasi tiga sahabat kita, untuk terus belajar hingga ke negeri dengan pendidikan paling maju di dunia, Paris. Sejak itu, Arai mengarahkan dua sahabatnya untuk lebih rajin belajar dan bekerja. Mereka menabung ilmu dan rupiah agar bisa mewujudkan impian, pertama kuliah di Jakarta lalu kemudian bekerja untuk biaya ke Paris dan meraih gelar tertinggi.
Namun, tidak semuanya rencana berjalan mulus tanpa hambatan. Ada masa dimana Ikal begitu marah dan lelah pada hidupnya, hingga pergi begitu saja meninggalkan semua mimpinya. Ikal baru menyadari kesalahannya saat ia melihat kekecewaan di wajah ayahnya (Mathias Muchus) yang begitu membanggakannya. Menyesal saja tidak cukup, Ikal berjanji ia tidak akan pernah lagi menyerah, demi ayah yang sangat dicintainya.
Ketika akhirnya Ikal dan Arai berhasil meraih satu mimpi, yakni kuliah di UI Jakarta, bukan berarti masalah selesai. Tinggal di kota besar tidak seindah bayangan. Mencari pekerjaan di Jakarta juga tidaklah mudah, pun bagi Sarjana Ekonomi seperti mereka. Ikal (Lukman Sardi) terdampar di kantor pos sebagai petugas penyortir surat. Sedang Arai (Nazriel Ilham) menghilang entah kemana.
Diadaptasi dari buku tetralogi berjudul sama, film ini bisa dibilang sukses. Harapannya semakin banyak anak muda yang berani bermimpi dan tak kenal lelah berjuang mewujudkan mimpi. Siapapun bisa. Ikal dan Arai hanyalah contoh kecil. Siapapun wajib menonton film yang sangat berbobot ini. Ada haru dan aneka ilmu didalamnya. Satu lagi, melihat pertemuan Ikal dan Arai setelah lama berpisah benar-benar melegakan.

Jumat, 07 Agustus 2015

27 Dresses (2008)

Starring: Katherine Heighl, James Marsden, Malin Akerma, Edward Burns

Sejak kecil Jane begitu terobsesi dengan pernikahan. Hingga saat dewasa, Jane (Katherine Heighl) selalu, dengan senang hati membantu kawan-kawannya mempersiapkan pernikahan mereka. Bahkan Jane sudah menjadi pengiring wanita untuk 27 orang sahabat dan kerabatnya. Tidak cukup disitu, Jane juga selalu menyimpan kostum pengiring wanita di lemari khusus. Tidak wajar mengingat kostum-kostum itu aneh sehingga tidak mungkin bisa digunakan lagi. Tapi Jane sangat bahagia dengan semua itu. Ia percaya semuanya akan berguna kelak, saat Jane menikah. Hanya saja, Jane terlalu sibuk dengan pernikahan orang lain hingga melupakan dirinya yang masih sendiri.
Suatu malam Jane sibuk dengan pernikahan dua karibnya di dua tempat yang berbeda dengan kostum yang berbeda, tentu saja. Jane sama sekali seorang pria cute yang diam-diam memperhatikannya keluar-masuk venue dengan tergesa-gesa. Hingga Jane pingsan saat acara lempar bunga dan pria itu menolongnya. Mereka berkenalan dan Kevin Doyle (James Marsden), pria itu, bersikeras mengantar Jane pulang. Di dalam taksi mereka berdebat tentang pernikahan, Jane yang begitu antusias menjadi sewot dengan kesinisan Kevin. Hingga Jane tiba dirumahnya dan tidak menyadari buku agendanya tertinggal di taksi. Dengan senang hati Kevin mengambil dan mengamankan buku itu.
Tidak banyak yang tahu kekaguman Jane terhadap George (Edward Burns) melebihi kekaguman karyawan terhadap bosnya. Jane sudah melakukan apa saja untuk menarik perhatian George tapi pria itu sama sekali tidak peka. George menganggap apa yang dilakukan Jane wajar saja, namun semua berubah saat George bertemu Tess (Malin Akerman), adik Jane. George sangat senang bahkan mungkin jatuh cinta pada Tess. Yang membuat Jane sebal, adiknya itu terlihat juga begitu menyukai George. Tidak perlu waktu lama bagi dua orang kasmaran itu untuk melangkah lebih jauh. Tanpa mempedulikan perasaan Jane, yang dipaksa harus mempersiapkan pernikahan kedua orang yang dicintainya. Akan tetapi kesabaran Jane habis saat Tess memodifikasi gaun pengantin ibunya, sebuah kesalahan fatal bagi Tess.
Film komedi romantis yang dinamis. Bahwa Jane bukanlah malaikat, dan Tess tidak mau dianggap anak kecil selamanya. Bahwa pernikahan itu sakral, bukan bagi wanita saja tapi bagi pria juga. Bahwa membantu sesama itu baik asal jangan sampai melupakan diri sendiri. Ketika akhirnya Jane menyadari bahwa cintanya bukan George apakah belum terlambat? Kenapa wanita harus menunggu jika bisa mengungkapkan perasaannya lebih dulu? Drama yang menarik dengan beberapa adegan menggelikan yang cukup menghibur. Bagus.

Senin, 03 Agustus 2015

Taxi (1998)



Starring: Sami Naceri, Manuela Gourary, Frederick Diefenthal, Emma Wiklund

Daniel Morales (Samy Naceri) adalah seorang pengantar pizza yang sangat lihai berkendara. Sudah lama ia menunggu waktu yang tepat untuk keluar dari pekerjaannya dan melamar menjadi sopir taksi, dengan memakai kendaraan yang sudah dimodifikasinya sedemikian rupa. Hobinya ngebut tidak selalu bisa terpuaskan dengan banyaknya polisi yang berjaga di tiap perempatan. Daniel sering dikejar polisi karena beberapa kali melanggar rambu-rambu lalu lintas. Namun ada kalanya kelihaian itu berguna untuk mengantar pelanggan yang hampir ketinggalan pesawat misalnya.
Hari pertama bekerja Daniel bertemu Camille (Manuela Gourary), seorang Ibu setengah baya yang kemudian menjadi pelanggan tetapnya. Setiap hari Camille selalu membanggakan anaknya yang dianggap berprestasi. Kenyataannya Emilien, anaknya, hanyalah polisi biasa yang baru belajar mengemudi dan begitu terobsesi dengan atasan wanitanya yang seksi. Berbagai cara dilakukan Emilien untuk mendapat perhatian Petra (Emma Wiklund) tapi Emilien selalu gagal. Begitupun saat mereka sama-sama ditugaskan menangkap perampok bank. Semuanya kacau karena satu kesalahan kecil yang dilakukan Emilien. Konyol.
Hari Minggu Daniel bertemu Emilien di kediaman Camille, ia diminta mengantar Emilien ke kantornya. Antusias Emilien terhadap mobil memacu Daniel untuk memamerkan kepiawaiannya mengebut. Saat itu Daniel sama sekali tidak menyadari bahwa penumpangnya adalah polisi. Di kantor Emilien, Daniel hampir ditilang namun mereka berhasil membuat kesepakatan. Jika Daniel bisa membantu Emilien menangkap para perampok bank dari Jerman itu, Daniel akan bebas bahkan mendapat SIM dengan mudah. Deal, dan mereka mulai bekerjasama.
Bukan sekali dua kali para perampok Jerman itu berhasil mengelabui polisi dan lolos. Tak dinyana pengetahuan dan informasi sederhana yang dimiliki Daniel berguna. Belum lagi keberanian Daniel menantang orang Jerman yang diduga perampok bank itu beradu balap. Lantas, apakah mereka berhasil?
Beberapa adegan dibuat begitu menegangkan sebagaimana penanganan kasus kriminal pada umumnya, namun sedikit kecerobohan mampu membuat geli meski tidak sampai tertawa. Cukup menghibur meski ada beberapa bagian yang terkesan dibuat-buat. Pada masanya film ini cukup berhasil menarik banyak orang sehingga bermunculan film dengan model serupa. Berbahasa Perancis, film ini lumayan untuk menambah kosakata, bagi yang ingin belajar.