Starring: Nirina Zubir, Richard Kevin, Ringgo Agus Rahman, Desta 'Club Eighties', Aming, Meriam Bellina, Jaja Miharja
Film ini memang sangat menarik sehingga tidak heran jika dibuat sekuelnya hingga
yang ke-empat. Di awal kisah diceritakan tentang kehidupan Mae (Nirina Zubir)
di pinggiran Jakarta, yang sama sekali tidak gemerlap. Mae yang cantik tapi
tomboy tinggal bersama orang tuanya (Meriam Bellina & Jaja Miharja) dan
sejak kecil memiliki tiga sahabat cowok: Guntoro (Desta), Beni (Ringgo Agus),
dan Eman (Aming).
Keempatnya mempunyai cita-cita yang tidak
memungkinkan untuk diwujudkan karenarealita. Mae yang ingin jadi Polwan namun
dilarang orang tuanya malah kuliah di jurusan Sekretaris. Eman yang ingin
terjun di panggung politik malah diantar orang tuanya ke Pesantren. Beni yang
bermimpi menjadi petinju malah kuliah di Jurusan Pertanian. Sedang Guntoro yang
ingin berkeliling dunia dengan menjadi pelaut, malah menghabiskan waktunya
dengan urusan Komputer. Cita-cita yang kandas membuat keempatnya frustasi
hingga tidak ingin menjadi apa-apa lagi.
Melihat anaknya yang luntang lantung setelah lulus kuliah, orang tua Mae
berinisiatif untuk menikahkan Mae. Tentu saja Mae tidak bisa menolak, ia hanya
minta untuk bisa memilih lelaki yang menjadi suaminya nanti. Mae tidak mau
dijodohkan begitu saja. Maka orang tua Mae pun mulai mencari pria yang mungkin
cocok untuk putri semata wayang mereka. Dan Mae juga mulai menyusun rencana
dengan ketiga sahabatnya.
Satu-persatu pria datang dan selalu disambut Mae dengan baik. Namun mereka
tidak pernah kembali. Rupanya kesepakatan Mae dengan sahabat-sahabatnya
berjalan baik. Hingga Mae bertemu sosok Rendy (Richard Kevin), tiba-tiba semua
jadi kacau. Mae telah jatuh cinta. Namun, tidak semudah itu ada saja halangan
dan rintangan yang menghadang. Mulai dari keluarga dan teman-teman Rendy yang
tidak setuju, hingga Ibu Mae yang jatuh sakit.
Mae tidak ingin kehilangan ibunya, satu-satunya jalan adalah ia harus
segera menikah. Tapi dengan siapa? Diantara kebingungan Mae, ada keluguan dan
kekocakan yang sangat natural. Sangat menghibur. Kisah sederhana yang memberi
pelajaran tentang bakti terhadap orang tua. Dan meski belum berhasil meraih
cita-cita bukan berarti hidup berhenti, tetap semangat. Selalu ada jalan untuk
mereka yang berusaha.