Starring: Anna Faris, Chris Evans, Ari Graynor, Dave Annable

Bukan kebetulan jika kemudian Ally dekat
dengan Colin Shea (Chris Evans), tetangganya. Mereka sama-sama berpengalaman
dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis meski tidak selalu bertahan.
Beberapa pertemuan membuat mereka mulai saling memahami hingga terjalinlah
simbiosis mutualisme. Bukan untuk berkencan, hanya saling membantu. Menemukan
pasangan untuk Ally selagi Colin bersembunyi dari para wanita yang dikibulinya.
Jadi mulailah Ally menyusuri kembali kisah
lamanya dengan 20 mantannya, yang gagal dan berharap bisa memperbaiki salah
satu diantaranya demi agar tidak menambah angka menjadi 21. Sayangnya
kemungkinan yang diharapkan semakin kecil, hampir nihil. Dan disaat Ally mulai
lelah dan putus asa, Colin datang menghibur. Anehnya, percik itu muncul.
Bersama Colin, getaran yang selama ini dirindukannya ketemu. Tak heran jika
kemudian Ally berkeinginan untuk mengajak Colin ke pernikahan Daisy, tapi Daisy
dan teman pengiring pengantin lainnya menolak kehadiran Colin. Mereka malah
menyarankan Ally segera menjauhi Colin.
Saat Ally berpikir, Jake Adams (Dave
Annable), cinta pertama Ally yang hilang, datang. Selama ini Colin telah
menyembunyikan Jake dan tiba-tiba perasaan Ally pada Colin berubah 180 derajat.
Dan Ibu Ally yang perfeksionis begitu menyukai Jake yang santun dan berkelas.
Dengan yayasan amal dan perusahaannya yang sedang berkembang, Jake menawarkan
kehidupan yang mapan, sangat sempurna. Lantas, bagaimana Ally bisa menolaknya?
Dikemas dengan ringan film ini kadang
terlihat alay meski tetap menarik. Pada akhirnya, mencintai adalah menjadi
dirimu sendiri bukan sekedar mengikuti apa kata orang lain. Pelajaran selalu
ada bahkan dari kisah paling konyol sekalipun. Ally memilih cintanya untuk
melengkapi hidupnya yang tidak sempurna. Nice!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar