Starring: David Belle, Cyril Raffaelli, Tony D'Amario, Bibi Naceri, Dany Ferissimo - Petit
Kunjungan K2 (Tony D'Amario) ke kediaman Leito (David Belle) menjadi pembuka yang dramatis. Penembakan dan kejar-kejaran tidak bisa dihindarkan dan
tentu saja, Leito berhasil lolos. Kediaman Leito merupakan satu-satunya
bangunan utuh yang bersih di distrik 13. Wilayah yang diabaikan Pemerintah
karena dianggap tidak bermanfaat dan tidak bisa dibenahi lagi dan sebagai
pembatas, terdapat tembok tinggi besar di sekeliling distrik.
Karena tidak berhasil menangkap Leito, Taha (Bibi Naceri),
atasan K2, memerintahkan untuk menyandera Lola (Dany Ferissimo - Petit), adik Leito. Sesuai rencana,
Leito pun muncul untuk menyelamatkan adiknya. Namun diluar dugaan, ketika Leito
berhasil menangkap Taha dan menyerahkannya ke polisi, inspektur malah
membebaskannya bahkan kemudian Leito lah yang ditahan.
Di tempat lain, Capt. Damien Tomaso (Cyril Raffaelli), polisi yang
menyamar sukses melakukan penyergapan dan menangkap seorang mafia di sarangnya. Kelihaian Damien saat menyelesaikan tugasnya memang patut
diapresiasi dan karenanya Pemerintah
setempat mempercayainya untuk mengemban tugas lain. Mematikan alat picu
bom yang akan meledak dalam watu kurang dari 24 jam.
Masalahnya, bom itu berada di tangan Taha. Maka dengan sedikit drama Damien berkenalan dan kemudian bekerjasama dengan
Leito supaya bisa masuk ke Distrik 13. Rencana pertama gagal, Taha tidak mau memberikan bom itu cuma-cuma dan
Pemerintah tidak memberikan dana. Dari sini Leito sudah merasa ada keganjilan,
namun mereka harus tetap maju menjalankan rencana kedua.
Ketika akuntan Taha memberitahu
kebangkrutan Taha, semua anak buah Taha menembaknya hingga tewas. Tapi masalah
belum selesai. Bahkan ketika Damien dan Leito, setelah bersusah payah, berhasil
menemukan bom itu. Bagaimana jika mereka lupa kode nya? Akankah bom itu
meledak atau sebaliknya?
Suguhan action dalam film ini sangat bagus,
bercerita tentang bom nuklir yang mungkin ada sekitar 6 tahun kemudian sejak film dibuat, cukup menarik. Untuk penggemar film action, film ini
tidak boleh dilewatkan.
Karena tidak berhasil menangkap Leito, Taha (Bibi Naceri), atasan K2, memerintahkan untuk menyandera Lola (Dany Ferissimo - Petit), adik Leito. Sesuai rencana, Leito pun muncul untuk menyelamatkan adiknya. Namun diluar dugaan, ketika Leito berhasil menangkap Taha dan menyerahkannya ke polisi, inspektur malah membebaskannya bahkan kemudian Leito lah yang ditahan.
Di tempat lain, Capt. Damien Tomaso (Cyril Raffaelli), polisi yang menyamar sukses melakukan penyergapan dan menangkap seorang mafia di sarangnya. Kelihaian Damien saat menyelesaikan tugasnya memang patut diapresiasi dan karenanya Pemerintah setempat mempercayainya untuk mengemban tugas lain. Mematikan alat picu bom yang akan meledak dalam watu kurang dari 24 jam.
Masalahnya, bom itu berada di tangan Taha. Maka dengan sedikit drama Damien berkenalan dan kemudian bekerjasama dengan Leito supaya bisa masuk ke Distrik 13. Rencana pertama gagal, Taha tidak mau memberikan bom itu cuma-cuma dan Pemerintah tidak memberikan dana. Dari sini Leito sudah merasa ada keganjilan, namun mereka harus tetap maju menjalankan rencana kedua.
Ketika akuntan Taha memberitahu kebangkrutan Taha, semua anak buah Taha menembaknya hingga tewas. Tapi masalah belum selesai. Bahkan ketika Damien dan Leito, setelah bersusah payah, berhasil menemukan bom itu. Bagaimana jika mereka lupa kode nya? Akankah bom itu meledak atau sebaliknya?
Suguhan action dalam film ini sangat bagus, bercerita tentang bom nuklir yang mungkin ada sekitar 6 tahun kemudian sejak film dibuat, cukup menarik. Untuk penggemar film action, film ini tidak boleh dilewatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar